 |
Alimasa Gea, S.Ag., M.Pd
|
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Pada hari Minggu ini, bacaan Injil Yohanes 15:26-27; 16:12-15 mengisahkan tentang “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran”. Bacaan ini menyampaikan pesan penting tentang Roh Kudus yang akan datang untuk membimbing kita ke dalam seluruh kebenaran. Yesus menegaskan bahwa Roh Kudus akan datang untuk membimbing kita dan mengungkapkan kebenaran yang mendalam tentang Allah.
Sering kali dalam penzirahan hidup kita, ada kekuatan antara kebutuhan daging dan Roh. Bahkan, dalam hidup menggereja, kita sering memperdebatkan apakah yang kita lakukan itu keinginan pribadi atau demi misi Gereja Semesta. Apakah di dalam pelayanan itu, kita sudah hidup menurut Roh dan menghasilkan buah? Pelayanan yang didasarkan pada bimbingan Roh kebenaran akan berbuah kebaikan; akan semakin banyak orang memuliakan Tuhan, dan menikmati keselamatan yang dijanjikan-Nya melalui kehadiran dan pelayanan kita.
Pohon dapat dilihat dari buahnya. Tentu bukan perkara yang mudah bagi kita sebagai orang beriman untuk menghasilkan buah-buah iman. Di sinilah kita diingatkan akan peran secara nyata dari Roh Kudus. Roh Kudus mendampingi dan membimbing kita masuk dalam hidup dan pribadi Kristus. Pada Hari Raya Pentakosta ini kita diajak untuk membantu sesama dan diri kita sendiri untuk menyelami apa yang menjadi rencana Allah atas hidup kita.
Yesus ingin menegaskan kepada kita bahwa meskipun Ia akan meninggalkan dunia ini, umat-Nya tidak akan ditinggal sendirian. Roh Kudus akan datang untuk membimbing, menghibur, dan menguatkan kita. Roh Kudus adalah saksi kebenaran tentang Yesus dan akan menuntun kita pada kebenaran yang lebih dalam.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Aktualisasi apa yang diinginkan Yesus dalam menjalani panggilan hidup kita dalam sikap, perilaku, dan tindakan.
Pertama, menghidupi kebenaran. Ini berarti kita harus menjauhi kebohongan, kecurangan, dan segala bentuk ketidakjujuran serta ketidakadilan. Misalnya kita bekerja dengan jujur dan adil, serta tidak terlibat dalam praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Kedua, kesaksian hidup. Yesus memanggil kita untuk bersaksi tentang Dia. Hal ini dapat diwujudkan dalam hal tidak ragu, bimbang, dan malu mengakui iman kekatolikan kita di tengah masyarakat dan umum, misalnya membantu sesama yang sedang kesulitan atau aktif terlibat dalam sosial gereja, kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara.
Ketiga, mengandalkan Roh Kudus. Setiap ruang, tempat, dan waktu (detik, menit, jam, hari) kita diundang membuka hati dan pikiran kita terhadap bimbingan Roh Kudus Allah, dalam situasi sulit dan gembira spirit Roh Kudus harus ada dalam hidup kita. Hidup dalam Roh Kudus akan menghasilkan buah-buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesetiaan, sementara jika hidup kita dipimpin oleh daging akan menghasilkan perbuatan-perbutan daging yang bertentangan dengan Roh Kudus.
Pengaruh dan efek dari buah-buah Roh Kudus melahirkan sikap toleransi juga merupakan suatu sikap atau perilaku manusia yang menerima Roh Kudus. Seseorang dapat menghargai, menghormati orang lain serta alam ciptaan. Istilah toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama, berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu masyarakat juga ramah dengan lingkungan atau ciptaan lainnya.
Roh Kudus juga melahirkan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama, yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum; berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa yang kita sebut Moderasi Beragama. Menjadi media untuk menghindari diri dari konflik-konflik sosial, baik kebangsaan dan maupun keagamaan.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Mari kita membiarkan diri kita sendiri, keluarga, lingkungan hidup, dan komunitas Gereja seluruhnya untuk dibimbing dan dituntun oleh Roh Kudus.
Terpujilah Engkau Allah Tritunggal Mahakudus atas segala berkat yang Engkau curahkan kepada kami. Ajarlah kami untuk senantiasa hidup menurut Roh dan bukan menurut keinginan daging. Amin.